Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Lauh Fatimah Didakwakan Sebagai Wahyu yang Turun kepada Fathimah

Mushaf Fatimah
Inilah kitab dari Allah yang Mahaluhur lagi Maha bijaksana kepada Muhammad Nabi-Nya, cahaya-Nya, utusan-Nya, pintu gerbang-Nya dan petunjuk kepada-Nya, yang turun melalui perantaraan malaikat Jibril dari sisi Rabb semesta alam.

“Agungkanlah wahai Muhammad nama-namaKu, syukurilah nikmat-nikmatKu dan janganlah kau mengingkarinya.

Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada tuhan ke-cuali Aku, barangsiapa mengharap selain keutamaan-Ku (karunia-Ku) atau takut selain keadilan-Ku, maka akan Aku siksa dengan siksaan yang belum pernah Aku berikan kepada seseorang di jagad raya ini, maka kepada Akulah engkau menyembah, kepada Akulah engkau bertawakal.

Sesungguhnya Aku belum pernah mengutus seorang nabi kemudian Kusempurnakan hari-harinya, dan habis masanya kecuali Aku jadikan washi untuk-nya (seorang yang diwasiati untuk melanjutkan kekhalifahan).
Aku mengutamakanmu di atas Nabi-Nabi yang lain dan mengutamakan washimu melebihi washi-washi yang lainnya. Memuliakanmu dengan kedua kekasihmu, kedua cucumu, Hasan dan Husain, maka Aku jadikan Hasan sebagai sumber ilmu-Ku, setelah habis masa bapaknya.

Aku jadikan Husain sebagai gudang penampung wahyu-Ku dan Aku muliakan dia dengan kesyahidan, dan Kututup untuknya dengan kebahagiaan. Ia sebaik dan yang paling utama di antara orang yang mati syahid, dan yang lebih tinggi derajatnya. Aku jadikan kalimat-Ku (wahyu-Ku) bersamanya dan hujjah-Ku yang sempurna selalu padanya. Dengan sebab keluarganya Aku memberi pahala dan menyik-sa. Yang pertama Ali, tuannya para hamba dan hiasan kekasih-Ku, anaknya yang bernama Muhammad al-Baqir sebagai gudang ilmu-Ku, dan sumber hikmah-Ku, sungguh akan binasa orang yang meragukan Ja’far, orang yang menolaknya seperti menolak-Ku.

Sudah menjadi keputusan dari-Ku, sungguh Aku muliakan tempat kembali Ja’far, akan Kubahagiakan dengan pengikutnya, penolongnya dan kekasihnya. Musa yang datang setelahnya didatangkan untuknya fitnah besar yang membabi buta, sungguh benang wahyu-Ku tak terputus, dan hujjah-Ku tidak samar, dan semua kekasih-Ku akan diberikan minuman dengan gelas yang penuh.

Barangsiapa yang ingkar kepada salah satu dari mereka, maka sungguh telah ingkar kepada nikmat-Ku. Dan barangsiapa yang merubah satu ayat dari kitab-Ku, maka sungguh ia telah berani mengada-ada pada-Ku. Celakalah orang-orang yang berani mengada-ada serta ingkar, di waktu penghabisan masa Musa hamba-Ku, kekasih-Ku, dalam masa Ali kekasih-Ku dan penolong-Ku, ia (...)[1] diuji dengan kenabiannya sehingga dibunuhlah dia oleh seorang yang sombong, dan dikuburkan di Madinah, kota yang dibangun oleh hamba yang shalih, di samping seburuk-buruknya makhlukku.

Sungguh sudah menjadi keputusan dari-Ku, bahwa akan Aku berikan kepadanya (Ali) Muhammad anaknya sebagai penerus kekhalifahan sesudahnya, dan pewaris ilmunya. Dia (Muhammad) sumber ilmu-Ku, tempat rahasia-Ku, sebagai bukti atau saksi atas perbuatan hamba-Ku dan tidak beriman seorang hamba kepadanya melainkan Aku jadikan surga sebagai tempat kembalinya.

Aku berikan kepadanya kemampuan untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya, di mana sebelumnya mereka tergolong ahli neraka. Kemudian Aku tutup untuk anaknya bernama Ali dengan kebahagiaan. Dia (Ali) kekasih-Ku, penolong-Ku, saksi atas perbuatan hamba sahaya, dan kepercayaan-Ku untuk menerima dan menjaga wahyu-Ku. Aku lahirkan darinya al-Hasan sebagai da’i yang mengajak kepada jalan-Ku, sebagai gudang ilmu-Ku, setelah itu Kusempurnakan dengan anaknya (…)[2] sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam, pada-nya kesempurnaan Nabi Musa, kebahagiaan Nabi Isa, dan kesabaran Nabi Ayub.

Para kekasih-Ku hidup dihina pada masanya, berjalan dengan merundukkan kepalanya, sebagaimana merunduknya pasukan Turki dan Dailam, mereka dibunuh dan dibakar. Hidup serba dalam ketakutan, bumi merah terwarnai dengan darahnya, bencana dan musibah tersebar di mana-mana, isak tangis nampak pada para wanitanya. Ketahuilah, mereka benar-benar kekasih-Ku.

Dengan sebab mereka Aku mengusir setiap fitnah besar, dengan sebab mereka pula Aku hilangkan bencana, menolak belenggu-belenggu yang menjerat. Bagi mereka shalawat dan rahmat dari tuhannya dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah.”

Abdurrahman bin Salim berkata, Abu Bashir berkata: “Jika Anda tidak pernah mendengar dalam kehidupanmu kecuali ini (lauh ini) maka itu sudah cukup bagimu. Karena itu, simpanlah dan rahasiakanlah lauh ini kecuali kepada orang yang berhak.”[3]

----------------------------------------------------------------------------------
[1] Kalimat yang tidak jelas, sehingga kami tidak bisa meneliti keabsahannya.
[2] Kalimat yang tidak jelas, sehingga kami tidak bisa meneliti keabsahannya.
[3] Al-Kafi, karya al-Kulaini, (1/527), al-Wafi, al-Faidh al-Kasyani (1/2/72), Ikmuludin, karangan Ibnu Babawaih al-Qummi, hal. 301-304, I’lamul Wara, karya Abu Ali ath-Tahabrisi, (152).
*) Rafidhah mengatakan: “Lauh Fathimah ini diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Fathimah, setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat. Ketika Jibril menyampaikan wahyu kepada Fathimah, Ali bin Abi Thalib bersembunyi di balik tabir, sambil menulis apa yang disampaikan Jibril kepada Fathimah. Demikian yang disebutkan al-Kulaini dalam al-Kafi (1/185-186).

Ini adalah kedustaan yang besar, mengada-ada tanpa bukti, karena wahyu setelah Nabi wafat sudah terputus, tidak turun lagi. Meskipun sudah jelas bahwa lauh Fathimah ini dusta, bohong kebenarannya, namun orang-orang Syi’ah memposisikan lauh ini seperti al-Quranul Karim bagi Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar