Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Aqidah Syiah Rafidhah tentang Taqiyyah

Taqiyyah adalah, apa itu Taqiyyah
Taqiyyah didefinisikan oleh salah seorang tokoh kontemporer Syi'ah dengan: “Suatu ucapan atau perbuatan yang Anda lakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta atau untuk menjaga kehormatan Anda.”[1]

Bahkan orang-orang Syi'ah beranggapan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukannya, yaitu ketika tokoh kaum munafiqin yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, di mana beliau datang untuk menshalatinya, maka Umar radhiallahu 'anhu berkata kepada beliau, “Bukankah Allah telah melarangmu untuk melakukan hal itu,” maka Rasulullah  menjawab, “Celakalah engkau, tahukah engkau apa yang aku baca? Sesungguhnya aku mengucapkan, “Ya Allah, isilah mulutnya dengan api dan penuhilah kuburannya dengan api dan masukkan dia ke dalam api.”[2]

Lihatlah wahai saudaraku Muslim, bagaimana mereka menisbatkan kedustaan kepada Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam?  Apakah masuk akal, jika sahabat Rasulullah memandangnya dengan penuh kasihan sementara Rasulullah melaknatnya.

Al-Kulaini menukil dalam bukunya Ushulul Kaafi bahwa Abu Abdillah berkata: “Hai Abu Umar, sesungguhnya sembilan puluh persen dari agama ini adalah taqiyyah, tidak ada agama bagi orang yang tidak bertaqiyyah. Dan taqiyyah boleh dilakukan dalam segala hal, kecuali dalam urusan nabidz (perasan anggur sebelum menjadi khamr) dan (tidak bolehnya) mengusap dua khuf (sepatu bot).”

Dinukil juga oleh al-Kulaini dari Abu Abdillah: “Jagalah agama kalian, tutupi dengan taqiyyah, tidak dianggap beriman seseorang yang tidak bertaqiyyah.”[3]

Bahkan mereka sampai membolehkan bersumpah dengan selain Allah dengan alasan untuk taqiyyah ini, wal 'iyaadzu billah. Al-Hurr al-'Amili dalam bukunya Wasa'ilus Syi'ah meriwayatkan dari Ibnu Bukair, dari Zurarah dari Abu Ja'far: “Aku (Zurarah) bertanya ke-padanya (Abu Ja'far): “Sesungguhnya bila kita melewati mereka, maka mereka akan memaksa kita untuk bersumpah berkaitan dengan harta kita padahal kita sudah menunaikan zakatnya.” Maka dia menjawab: “Wahai Zurarah, jika kamu takut maka bersumpahlah sesuai dengan yang mereka inginkan.” Aku bertanya lagi: “Aku menjadi penebus untukmu, boleh bersumpah demi talak dan demi memerdekakan budak?.” Dia menjawab: “Ya, demi apapun yang mereka inginkan.”

Dan diriwayatkan dari Sama'ah, dari Abu Abdillah alaihissalam berkata: “Bila seseorang bersumpah karena taqiyyah, maka ini tidak mengapa bila dia dipaksa dan harus melakukannya.”[4]

Rafidhah mengatakan bahwa taqiyyah adalah merupakan kewajiban. Ajaran Syi'ah tidak akan tegak tanpa taqiyyah. Mereka menyampaikan dasar-dasar taqiyyah dengan terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Mereka bermuamalah dengan taqiyyah ini khususnya ketika mereka dalam kondisi yang membahayakan. Karena itu, waspadailah wahai umat Islam dari bahaya Rafidhah ini.

-------------------------------------------------------------------------------------

[1] Muhammad Jawad Mughniyah, asy-Syi'ah fi Mizan, 47
[2] Furu'ul Kaafi Kitabul Janaaiz, hal.188
[3] Ushulul Kaafi, hal. 482 – 483
[4] Al-Hurr al-'Amiliy, Wasaailus Syi'ah, 16/136, 137

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar