Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Aqidah Syiah Rafidhah tentang Ahlus Sunnah

Aqidah Syiah Rafidhah, an-Nashib
Aqidah Rafidhah mempunyai prinsip halalnya harta dan jiwa Ahlus Sunnah. Ash-Shaduq meriwayatkan suatu riwayat yang disandarkan kepada Daud bin Farqad dalam bukunya al-'Ilal, bahwa ia (Daud) berkata: “Saya bertanya kepada Abu Abdillah, apa pendapat Anda tentang an-Nashib?[1] Ia menjawab halal darahnya, tapi saya meng-khawatirkan keselamatan Anda, maka jika kamu mampu menggulingkan tembok sehingga merobohi orang Ahlus Sunnah, atau menenggelamkannya di lautan, sehingga tak ada yang menyaksikan atas perbuatanmu maka lakukanlah.” Kemudian saya bertanya lagi, “Bagaimana pendapat engkau tentang hartanya?” Ia menjawab, “Ambillah, jika kamu bisa.”[2]

Orang Rafidhah juga meyakini bahwa anak-anak mereka terlahir dalam keadaan suci, berbeda dengan yang selain mereka. Hasyim al-Bahrani mengatakan dalam tafsirnya al-Burhan dari Maitsam bin Yahya, dari Ja'far bin Muhammad mengatakan: “Tidaklah seorang anak terlahir, kecuali salah satu iblis berada di sampingnya. Jika diketahui bahwa anak tersebut adalah dari golongan Syi'ah, maka kita akan terlindungi dari setan itu. Namun bila bukan dari golongan Syi'ah kita, setan tadi akan menusukkan jari telunjuknya di duburnya, maka menjadi berlubang dan demikianlah zakar akan keluar ke depan. Bila anak ini perempuan dia tusukkan jari telunjuknya ke kemaluannya, maka akan menjadi pezina. Saat itulah bayi menangis dengan keras ketika keluar dari perut ibunya.”[3]

Bahkan orang-orang Syi'ah Rafidhah menganggap bahwa semua manusia adalah anak hasil zina kecuali orang Syi'ah!! Al-Kulaini dalam bukunya ar-Raudhatu Minal Kaafi meriwayatkan dari Abu Hamzah, dia berkata kepada Abu Ja'far: “Sesungguhnya sebagian rekan-rekan kita berdusta dan melontarkan tuduhan bohong kepada orang-orang yang menyelisihi mereka.” Maka dia menjawab: “Itu untuk membela diri dengan cara yang baik.” Kemudian dia berkata: “Demi Allah wahai Abu Hamzah, sesungguhnya semua manusia adalah anak pelacur kecuali Syi'ah kita.”[4]

Tidak cukup di situ saja, bahkan mereka berpendapat bahwa kekufuran orang-orang Ahlus Sunnah lebih besar daripada kekufuran orang-orang Yahudi dan Nashrani, dikarenakan mereka memang kafir asli, sedang Ahlus Sunnah dianggap murtad (keluar dari Islam) dan kafir setelah Islam (murtad) lebih berat dari pada kafir asli berdasarkan kesepakatan ulama.

Karena itu, orang-orang Rafidhah membantu orang-orang kafir dalam peperangan melawan orang-orang Islam sebagaimana disaksikan oleh sejarah.[5]

Dikatakan dalam kitab Wasaa'ilusy Syi'ah, bahwa al-Fudhail bin Yasar bertanya kepada Abu Ja'far tentang wanita Rafidhah, apakah boleh dikawinkan dengan laki-laki Ahlus Sunnah? Ia menjawab: “Tidak, karena laki-laki Ahlus Sunnah (yang sesuai penamaan mereka an-Nashib) adalah kafir.”[6]

Sebenarnya istilah an-Nashib dalam pandangan Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang membenci Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, tetapi pengikut Rafidhah menjuluki pengikut Ahlussunnah dengan an-Nashib dikarenakan mereka mendahulukan kepemimpinan Abu Bakar, Umar dan Utsman atas Ali bin Abi Thalib.
Dan sebenarnya jelas sekali, bahwa keutamaan Abu Bakar, Umar dan Utsman atas Ali bin Abi Thalib ini sudah ada pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai bukti-nya hadits riwayat Ibnu Umar:
كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِي زَمَنِ رَسُوْلِ اللهِ فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرَ ثُمَّ عُثْمَانَ
“Kami pernah memilih manusia terbaik (selain Rasulullah) pada masa Rasulullah, maka kami memilih Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Ustman.” (HR. Al-Bukhari)

Ditambahkan oleh ath-Thabrani dalam al-Kabir:
فَيَعْلَمَ ذَلِكَ النَّبِيُّ r وَلاَ يُنْكِرُهُ
“Kemudian Nabi r mengetahui hal itu, dan ti-dak mengingkarinya”
Dikatakan oleh Ibnu Asakir, “Kami mengutama-kan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.”

Diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya, dari Ali, beliau berkata “Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar, jika kau mengharapkan pasti aku katakan yang ketiganya.” Adz-Dzahabi mengatakan hadits ini mutawatir.[7]
---------------------------------------------------------------------

[1] Orang-orang Syi'ah menamakan Ahlus Sunnah dengan sebutan an-Nashib.
[2] Al-Mahasin an-Nafsaniyyah, hal. 166
[3] Hasyim al-Bahrani, Tafsir al-Burhan, 2/ 300
[4] Al-Kulaini, Ar-Roudhotu Minal Kaafi, 8/ 285.
[5] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Orang-orang Rafidhah telah membantu Tatar (pasukan Tatar) ketika memerangi negara-negara Islam (Majmu' al-Fatawa, 35/151). Lihat juga kitab Kaifa Dakhalat Tatar fi Biladil Muslimin (Bagaimana Tatar Memasuki Wilayah Umat Islam), oleh Sulaiman bin Hamad al-Audah.
Lihatlah juga wahai saudaraku bagaimana kelompok Syi'ah Iraq bersatu dengan para penjajah, bahkan para pemimpin rujukan mereka sangat mendukung pembantaian terhadap Ahlus Sunnah di kota Falujah dan kota-kota basis Ahlus Sunnah lain.
[6] Al-Hurr al-Amili, Wasailusy Syi'ah, 7/431, at-Tahdzib, 7/303
[7] Syaikh Abdullah bin al-Jibrin, at-Ta'liqat 'Ala Matni Lum'atil I'tiqaad, 91

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar