Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Sisi Kesamaan Antara Yahudi dan Syiah Rafidhah

yahudi dan syiah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Bukti kesamaan antara Yahudi dan Rafidhah adalah bahwa fitnah yang ada pada (Syiah) Rafidhah itu persis dengan fitnah yang ada pada Yahudi, yaitu jika orang Yahudi mengatakan yang layak memimpin kekuasaan hanyalah keluarga Daud, begitu juga menurut Rafidhah, tak layak memegang imamah (kepempinan) kecuali anak keturunan Ali.”

Orang Yahudi mengatakan: “Tak ada jihad di jalan Allah sampai Dajjal keluar dan pedang turun di tangan”. Sementara orang Rafidhah mengatakan: “Tidak ada jihad di jalan Allah sampai Imam Mahdi (Imam ke dua belas mereka) keluar dan ada yang mengomandokan dari langit.”

Orang-orang Yahudi mengakhirkan shalat sampai munculnya bintang-bintang, seperti orang-orang Rafi-dhah mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang. Sedangkan hadits Rasulullah r me-ngingkari hal itu:
لاَ تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى فِطْرَةٍ مَالَمْ يُؤَخِّرُوْا الْمَغْرِبَ إِلَى اشْتِبَاكِ النُّجُوْمِ
“Umatku masih dalam keadaan fitrah, selama ti-dak mengakhirkan shalat Maghrib sampai mun-culnya bintang.”[1]

Orang-orang Yahudi memutarbalikkan Taurat dan merubahnya, sebagaimana orang Rafidhah memutar-balikkan al-Qur'an dan merubahnya. Orang-orang Yahudi tidak berpendapat bolehnya mengusap al-Khuf (sepatu bot) saat wudhu sebagaimana orang-orang Rafidhah.

Orang-orang Yahudi membenci malaikat Jibril. Mereka mengatakan ia musuh kami dari golongan malaikat, sebagaimana Rafidhah mengatakan malaikat Jibril 'alahis sallam salah alamat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.[2]

Rafidhah sama dengan orang Nashrani dalam masalah maskawin, yaitu wanita-wanita Nashrani tidak berhak mendapatkan maskawin karena mereka hanya untuk dipakai bersenang-senang (mut'ah), seperti Rafidhah melakukan nikah Mut'ah dan menghalalkannya.

Tetapi orang-orang Yahudi dan Nashrani memili-ki dua keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang-orang Rafidhah:
1. Bila orang-orang Yahudi ditanya tentang siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab para sahabat Nabi Musa 'alaihis sallam.
2. Bila orang-orang Nashrani ditanya siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab para sahabat setia Nabi Isa 'alaihis sallam.

Tetapi jika orang Rafidhah ditanya tentang siapa yang paling buruk dari pemeluk agama kalian? Mereka menjawab para sahabat Muhammad.[3]

Syaikh Abdullah al-Jumaili dalam kitabnya Badzlul Majhud fi Musyabahatir Rafidhati lil Yahud beberapa kemiripan antara Rafidhah dengan orang Yahudi:
Orang Rafidhah dan Yahudi selalu mengkafirkan serta menghalalkan darah dan harta orang-orang yang selain mereka. Beliau (Syaikh Abdullah al-Jumaili) berkata, bahwa orang Yahudi membagi manusia menjadi dua: Yahudi dan Umamiyyun.

Umamiyyun artinya orang-orang yang bukan Yahudi. Orang yang beriman hanyalah orang Yahudi saja, sedang orang Umamiyyun adalah orang-orang kafir, penyembah berhala, tidak mengetahui Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam kitab Talmud dikatakan: “Setiap golongan yang bukan Yahudi adalah penyembah berhala. Ini sesuai dengan ajaran Hakhomat.” Bahkan Isa al-Masih 'alaihis sallam pun tak luput mereka kafirkan sebagaimana dalam kitab Talmud, mereka mensifati Nabi Isa dengan perkataan: “Kafir, tidak mengerti Allah.” Ini seperti keyakinan orang Rafidhah ha-nya mereka kaum Mukminin, sedang kaum Muslimin yang lain adalah murtad tak mendapatkan bagian Islam sedikitpun.

Kaum Rafidhah ini mengkafirkan kaum Muslimin karena dianggap belum menjalankan ajaran al-Wilayah yang mereka yakini, karena ajaran ini termasuk dalam salah satu rukun Islam mereka. Maka setiap yang belum menjalankan ajaran al-Wilayah ini, mereka nyatakan sebagai kafir dan seperti orang yang belum mengucapkan dua kalimat Syahadat, atau meninggalkan shalat. Bahkan ajaran al-Wilayah ini menurut mereka lebih penting dari semua rukun Islam sebagaimana diriwayatkan oleh al-Barqi dari Abu Abdillah alaihissalam, dia mengatakan: “Tidaklah seorang pun berada di atas agama Nabi Ibrahim kecuali kita dan pengikut kita, sedang semua manusia yang lain adalah lepas darinya.” Dan dalam kitab Tafsir al-Qummi, diriwayatkan dari Abu Abdillah alaihissalam bahwa dia berkata: “Tidaklah berada di atas agama Islam orang yang bukan golongan kita dan bukan golongan mereka (Syi'ah yang lain) sampai Hari Kiamat.”[4]

-------------------------------------------------------------------------------

[1] HR. Imam Ahmad (4/147, 5/417, 422) Abu Dawud (4/8) dan Ibnu Majah dalam az-Zawaid dengan sanad hasan.
[2] Bagian sekte Rafidhah bernama al-Gharibiyyah mengatakan, Jibril telah berkhianat disebabkan telah menyampaikan wahyu kepada Muhammad r, sebab yang berhak membawa risalah Islam ini adalah Ali bin Abi Thalib, dengan sebab ini mereka mengatakan al-Amin (Jibril telah berkhianat dan menghalangi—wahyu—dari Ali). Renungkanlah wahai saudaraku Muslim, ba-gaimana mereka menyangka Jibril telah berkhianat sedangkan Allah I telah mensifatinya dengan al-amin (terpercaya) dengan firman-Nya:
"Telah turun kepadanya Jibril yang dipercaya." (Asy-Syu'ara:193)
Dan firman-Nya yang lain:
"Ditaati dan dipercaya." (At-Takwir : 21)
Lalu apa komentar Anda tentang aqidah ini yang diyakini oleh orang-orang Rafidhah?
[3] Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah, 1/24
[4] Abdullah al-Jumaili, Badzlul Majhud fi Musyabahatir Rafidhati lil Yahud, 2/559, 568. Untuk keterangan lebih lanjut berkaitan dengan golongan Rafidhah ini yang mengkafirkan golongan-golongan kaum Muslimin, silakan lihat buku saya asy-Syi'ah al-Itsna 'Asyriyyah wa Takfiruhum li 'Umumil Muslimin (Kelompok Syi'ah al-Itsna 'Asyriyah dan Bagaimana Mereka Mengkafirkan Semua Kaum Muslimin).

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar