Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Aqidah Raj’ah bagi Syiah Rafidhah

Aqidah Raj’ah bagi Syiah Rafidhah
Orang-orang (Syi'ah) Rafidhah membuat bid'ah yang sangat besar, yaitu aqidah Raj'ah.[1] Al-Mufid berkata, “Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya kembali sejumlah orang yang sudah mati.”[2]

Raj'ah yang akan dialami oleh imam terakhir Syi'ah yang disebut dengan “Al-Qaim” di akhir zaman, akan keluar dari sirdab (gua tempat persembunyiannya) dan akan menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada orang-orang Syi'ah hak-hak mereka yang telah dirampas oleh kelompok-kelompok lain sepanjang abad.[3]

Sayyid al-Murtadha mengatakan dalam bukunya al-Masail an-Nashiriah, bahwa Abu Bakar dan Umar akan disalib di sebuah pohon, pada masa bangkitnya al-Mahdi imam mereka yang ke dua belas yang dijuluki Qa'imu Alu Muhammad, di mana pohon itu hidup dalam keadaan segar dan akan langsung kering sete-lah digunakan untuk menyalib.[4]

Dikatakan oleh al-Majlisi dalam bukunya Haqqul Yaqin mengutip perkataan Muhammad al-Baqir: “Jika al-Mahdi muncul ia akan menghidupkan Aisyah radhiallahu 'anha untuk dihukum.”[5]

Kemudian aqidah Raj'ah ini mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga mereka mengata-kan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imamnya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali.

Aqidah khurafat ini jelas membuka tabir kedengkian yang amat dalam pada jiwa orang-orang Syi'ah, yang memunculkan seperti ungkapan-ungkapan kosong di atas.

Aqidah ini dijadikan sebagai sarana oleh golongan Saba'iyah untuk mengingkari Hari Kiamat.
Yang dimaksud dengan aqidah Raj'ah ini adalah pembalasan terhadap musuh-musuh Syi'ah. Tapi sia-pakah musuh-musuh Syi'ah? Riwayat berikut ini menjelaskan kepada Anda wahai saudaraku Muslim, kedengkian orang-orang Rafidhah kepada Ahlus Sunnah dan loyalitas mereka kepada orang Yahudi dan Nashrani, yaitu riwayat yang disebutkan oleh al-Majlisi dalam kitabnya Biharul Anwar dari Abu Bashir, bahwa Abu Abdillah alaihissalam berkata kepadanya: “Wahai Abu Muhammad, sepertinya aku melihat al-Qa'im turun di masjid as-Sahlah dengan membawa keluarga dan anak-anaknya…”, sampai pada perkataannya (Abu Bashir): “Aku bertanya: “Bagaimana perlakuan dia terhadap orang-orang kafir dzimmi?” Dia menjawab: “Dia akan mengajak damai dengan mereka sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajak damai mereka.

Dan me-reka akan membayar jizyah (upeti) dengan tangan mereka dalam keadaan hina.” Aku bertanya lagi: “Bagaimana jika ada yang memusuhi kalian?.” Dia menjawab: “Tidak wahai Abu Muhammad, tidaklah orang yang menyelisihi kita akan mendapatkan bagian sedikitpun, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kita darah mereka ketika al-Qa'im datang. Memang sekarang darah mereka haram, dan jangan kamu terpengaruh dengan seorang pun, nanti bila al-Qa'im telah datang, Dia akan membalaskan dendam untuk Allah, Rasul-Nya dan untuk kita semuanya.”[6]

Lihatlah wahai saudaraku se-Islam, bagaimana Imam Mahdinya orang Syi'ah mengajak damai orang Yahudi dan Nashrani, sebaliknya malah memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka, yaitu Ahlus Sunnah.

Mungkin seseorang akan berkata: Ancaman ini diarahkan kepada orang-orang yang memusuhi Ahlul Bait, sedang Ahlus Sunnah tidak memusuhi Ahlul Bait, maka Ahlus Sunnah tidak terkena ancaman halal darah dari Imam Mahdi-nya orang-orang Syi'ah.

Kita jawab, bahwa banyak riwayat mereka yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan musuh Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah. Untuk mengetahui lebih lanjut masalah ini, silakan lihat buku al-Mahasinun Nafsaaniyyah tulisan Husain Ali 'Asfur ad-Dirazi al-Bahrani, dan kitab as-Syihaabuts Tsaqib fi Bayaani Ma'nan Naashib karangan Yusuf al-Bahrani.

----------------------------------------------------------------

[1] Raj'ah artinya kembali hidup setelah mati sebelum Hari Kiamat. (penj).
[2] Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 51
[3] Muhibbuddin al-Khatib, al-Khutut al-'Aridhah, 80
[4] Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 95
[5] Muhammad al-Baqir al-Majlisi, Haqqul Yaqin, 347
[6] Al-Najisi, Biharul Anwar, 52/376

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar