Blog Siapa Syiah, mengungkap siapa syiah sebenarnya

Aqidah Syiah Rafidhah tentang Sifat-sifat Allah

Aqidah Syiah, Sifat-sifat Allah
Syiah Rafidhah adalah sekte yang pertama kali mengatakan bahwa Allah azza wa jalla berjisim (bertubuh seperti tubuh makhluk).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v mengatakan bahwa yang mempelopori kebohongan ini dari sekte Rafidhah adalah Hisyam bin al-Hakam,[1] Hisyam bin Salim al-Jawaliqi, Yunus bin Abdurrahman al-Qummi, dan Abu Ja'far al-Ahwal.[2]

Mereka ini adalah para tokoh Syi'ah Itsna 'Asyariy-yah, yang pada akhirnya mereka menjadi sekte Jahmiy-yah yang mengingkari sifat-sifat Allah azza wa jalla.

Sebagaimana riwayat-riwayat mereka yang men-sifati Allah dengan sifat-sifat negatif, yang mereka kukuhkan sebagai sifat-sifat yang kekal bagi Allah azza wa jalla.

Ibnu Babawaih telah meriwayatkan lebih dari tujuh puluh riwayat yang menyatakan bahwa Allah tidak disifati dengan waktu, tempat, seperti apa, bergerak, berpindah, tidak tersifati dengan sifat-sifat yang ada pada jisim, tidak berupa materi, jisim dan bentuk.[3]

Tokoh-tokoh mereka tetap berpijak di atas konsep yang sesat ini, dengan meniadakan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Qur'an dan al-Hadits.

Sebagaimana mereka juga mengingkari turunnya Allah azza wa jalla ke langit dunia, ditambah lagi perkataan mereka tentang al-Qur'an bahwa ia adalah makhluk, dan mereka juga mengingkari bahwa Allah bisa dilihat di akhirat nanti.

Disebutkan dalam buku Biharul Anwar bahwa Abu Abdullah Ja'far ash-Shadiq pernah ditanya dengan sua-tu pertanyaan, apakah Allah azza wa jalla bisa dilihat pada Hari Kiamat? Maka ia menjawab: “Mahasuci Allah, dan Maha tinggi setinggi-tingginya, sesungguhnya mata tidak bisa melihat kecuali kepada benda yang memiliki warna dan berkondisi tertentu, sedangkan Allah azza wa jalla Dzat yang menciptakan warna dan yang menentukan kondisi.”[4]

Bahkan orang-orang Syi'ah mengatakan: “Jika ada seseorang menisbatkan kepada Allah sebagian si-fat, seperti sifat Allah dapat dilihat, maka orang tadi dihukumi murtad (keluar dari agama), sebagaimana di-sinyalir oleh tokoh mereka Ja'far an-Najafi.[5]

Ketahuilah bahwa sesungguhnya melihat Allah azza wa jalla adalah haq, benar adanya, ditetapkan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah yaitu melihat Allah tak bisa dibayangkan dengan detail dan tak bisa diperagakan, sebagaimana firman Allah azza wa jalla:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ { 22 } إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ { 23 } سورة القيامة
“Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka me-lihat.” (Al-Qiyamah: 22-23)

Dalil dari as-Sunnah bahwa Allah azza wa jalla bisa dilihat di Hari Kiamat, yaitu hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah al-Bajali t, beliau berkata:
كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلُ اللهِ r فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ أَرْبَعَ
عَشْرَ ةَ فَقَالَ: إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عِيَانًا كَمَا تَرَوْنَ هَذَا، لاَ تُضَامُوْنَ فِيْ رُؤْيَتِهِ
“Kami pernah duduk bersama Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam-, kemudian beliau melihat bulan purnama pada ma-lam empat belas, maka beliau bersabda: “Kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata kepala, se-bagaimana kalian melihat bulan ini dan tidak bersusah-susah dalam melihat-Nya.”

Dan banyak lagi ayat al-Qur'an dan hadits Nabi yang membicarakan tentang hal ini yang tidak mung-kin kita ungkap di sini.[6]
-----------------------------------------------------------------------

[1] Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah, 1/20
[2] I'tiqadaat Firaqul Muslimin wa Musyrikin, 97
[3] Ibnu Babawaih, at-Tauhid, 57
[4] Biharul Anwar, Al Majlisi, hal. 4/31
[5] Ja'far an-Najafi, Kasyful Ghitha', 417
[6] Silakan lihat kembali buku-buku Ahlus Sunnah wal Jama'ah ten-tang ru'yah, seperti kitab ar-Ru'yah karangan ad-Daruquthni, bu-ku karangan al-Lalikai dan sebagainya.

Sumber: dd-sunnah.net

0 komentar:

Posting Komentar